Materi Mesin Bubut Terlengkap. (Bagian 2)


Cara membuat ulir

Cara membuat ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Ulir segitiga ada dua macam, yaitu :
·            Ulir metric dengan sudut 60°
·            Ulir whit worth (WW) dengan sudut 55°.
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya belu tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.


  1. Pasang pahat bubut pada tempat pahat ( tool post ). Atur kedudukan alas putar (swivel base) sehingga membentuk sudut setengah dari besarnya sudut ulir. Pahat bubut membentuk sudut 90° dengan garis sumbu spindle.  
  2. Setiap melalui pembubutan harus menggunakan lonceng ( thread dial ). Yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang – ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

 Bentuk – bentuk Pahat bubut dan kecepatan Potong

Bentuk – bentuk pahat

Agar sesuai dengan penggunaannya, seperti kekerasan bahan bentuk, dan jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing – masing memiliki spesifikasi tersendiri.


Agar menghasilkan kemampuan penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki sudut – sudut geometris. Sudut – sudut geometris tersebut terdiri dari :
-          Sudut potong sisi
-          Sudut jalan bebas
-          Sudut baji
-          Sudut siduk


Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan berlainan dengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak.
Dibawah ini adalah daftar sudut – sudut pahat bubut untuk beberapa logam :
Sudut – sudut Pisau Bubut Untuk Beberapa Logam :


Bahan
V
W
S
Alumunium
15°- 50°
32°- 52°
Perunggu
10° - 15°
40°
15°- 40°
Kuningan
12° - 15°
50°
25°- 28°
Baja sampai 60 kg/mm²
62°
20°
Baja 60 kg/mm² keatas
68°
14°
Besi tuang
74°
10°
Pahat Ulir
82°
-



Kecepatan spindle

Kecepatan spindle harus disesuaikan dengan kekerasan dari benda kerja yang  akan dibubut. Yaitu makin keras benda kerja atau makin besar diameternya,  kecepatan spindle makin rendah. Dan makin lunak benda kerja atau makin kecil diameternya, kecepatan spindle makin tinggi.
Untuk menghitung kecepatan spindle dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

N =1000 x s / 22/7 x D
Dimana :   N = kecepatan spindle
                  s = kecepatan potong
                  D = diameter benda kerja

Daftar kecepatan potong untuk masing – masing bahan, dapat dilihat di bawah ini :

Bahan
Pengerjaan Kasar
Menghaluskan
Baja (mild steel)
30
40
Baja tuang
20
30
Baja paduan
15
25
Kuningan perunggu
50
70
Tembaga
30
40
Alumunium
70
100
Plastik
80
120