Cara membuat ulir
Cara membuat ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Ulir segitiga ada dua macam, yaitu :
·
Ulir metric dengan sudut 60°
·
Ulir whit worth (WW) dengan
sudut 55°.
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.
Apabila pahatnya belu tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut
yang dibutuhkan.
- Pasang pahat bubut pada tempat pahat ( tool post ). Atur kedudukan alas putar (swivel base) sehingga membentuk sudut setengah dari besarnya sudut ulir. Pahat bubut membentuk sudut 90° dengan garis sumbu spindle.
- Setiap melalui pembubutan harus menggunakan lonceng ( thread dial ). Yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang – ulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Bentuk – bentuk Pahat
bubut dan kecepatan Potong
Bentuk
– bentuk pahat
Agar sesuai dengan
penggunaannya, seperti kekerasan bahan bentuk, dan jenis benda kerja, maka
pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing – masing memiliki
spesifikasi tersendiri.
Agar menghasilkan kemampuan
penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki
sudut – sudut geometris. Sudut – sudut geometris tersebut terdiri dari :
-
Sudut potong sisi
-
Sudut jalan bebas
-
Sudut baji
-
Sudut siduk
Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih
keras akan berlainan dengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang
lebih lunak.
Dibawah ini adalah daftar sudut – sudut pahat bubut
untuk beberapa logam :
Sudut – sudut Pisau
Bubut Untuk Beberapa Logam :
Bahan
|
V
|
W
|
S
|
Alumunium
|
8°
|
15°- 50°
|
32°- 52°
|
Perunggu
|
10° - 15°
|
40°
|
15°- 40°
|
Kuningan
|
12° - 15°
|
50°
|
25°- 28°
|
Baja sampai 60 kg/mm²
|
8°
|
62°
|
20°
|
Baja 60 kg/mm² keatas
|
8°
|
68°
|
14°
|
Besi tuang
|
6°
|
74°
|
10°
|
Pahat Ulir
|
8°
|
82°
|
-
|
Kecepatan
spindle
Kecepatan spindle harus disesuaikan dengan kekerasan
dari benda kerja yang akan dibubut.
Yaitu makin keras benda kerja atau makin besar diameternya, kecepatan spindle makin rendah. Dan makin
lunak benda kerja atau makin kecil diameternya, kecepatan spindle makin tinggi.
Untuk menghitung
kecepatan spindle dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
N =1000 x s / 22/7 x D
Dimana : N = kecepatan spindle
s = kecepatan potong
D = diameter benda kerja
Daftar kecepatan potong
untuk masing – masing bahan, dapat dilihat di bawah ini :
Bahan
|
Pengerjaan Kasar
|
Menghaluskan
|
Baja (mild steel)
|
30
|
40
|
Baja tuang
|
20
|
30
|
Baja paduan
|
15
|
25
|
Kuningan perunggu
|
50
|
70
|
Tembaga
|
30
|
40
|
Alumunium
|
70
|
100
|
Plastik
|
80
|
120
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar